Total Tayangan Halaman

Sabtu, 05 Maret 2016

Sound Navigation and Ranging

Sonar merupakan singkatan dari istilah Amerika yaitu, sound navigation and ranging. Istilah ini pertama kali digunakan pada saat Perang Dunia. Istilah ini berarti penjarakan dan navigasi suara. Istilah ini mengacu pada sebuah teknik yang menggunakan penjalaran suara dalam air untuk navigasi atau mendeteksi kendaraan air lainnya. Sementara di Inggris sonar mempunyai sebutan lain yang disingkat ASDIC. Kepanjangan dari ASDIC adalah Anti-Submarine Detection Investigation Committee.

Sistem sonar awalnya terinspirasi dari beberapa mamalia yang menggunakan daun telinga mereka untuk mengarahkan suara ke dalam saluran pendengarnya. Daun telinga membantu mereka untuk menentukan arah dari mana suara tersebut datang dan akan dapat mendeteksi suara samar. Dengan sistem sonar tersebut mereka akan mudah mengenali kawannya, saling memperingatkan pada kawan jika ada bahaya, mendeteksi wilayah yang banyak terdapat sumber makanan, dll. Ssitem ini terdapat pada kelelawar, lumba-lumba dan paus.



Sonar dipastikan mulai banyak dikenal orang pada tahun 1490. Hal tersebut berdasarkan penemuan catatan sang maestro Leonardo da Vinci. Ia menulis di catatan hariannya seperti ini,"Dengan menempetkan ujung pipa yang panjang di dalam laut dan ujung lainnya di telinga anda, maka anda dapat mendengarkan suara kapal-kapal laut dari kejauhan.". Penggunaan sonar dengan hanya menangkap bunyi yang dihasilkan oleh suatu obyek dibawah permukaan air tersebut dinamai dengan Passive Sonar atau Sonar Pasif. Penggunaan Sonar Pasif berbeda dengan peralatan sonar modern yang menggunakan pantulan bunyi yang dibuat.

Seorang peneliti bernama Daniel Colloden kemudian melakukan sejumlah penelitian tentang perambatan suara di dalam air yang merupakan prinsip dasar sonar. Pada tahun1822, ia menggunakan lonceng bawah air guna menghitung kecepatan perambatan suara di dalam air. Ia melakukan percobaan ini dilakukan di Danau Geneva Inggris. Penelitian selanjutnya mengenai sonar dilakukan oleh Lewis Nixon tahun1906. Ia menggunakan sistem sonar aktif untuk mengukur puncak gunung es. Kemeduian penelitian terus dikembangkan untuk kepentingan militer. Di bidang militer kemudian diciptakan peralatan sonar yang dapat digunakan sebagai pendeteki kapal selam tahun1915 oleh Paul Langevin.

Keberadaan kapal selam pada masa perang dunia pertama dapat dideteksi dengan menempatkan 12 Hydrophone yang diletakkan memanjang pada bagian bawah kapal laut. Hydrophone berfungsi seperti microphone. Alat ini digunakan untuk menangkap sinyal suara dari kapal selam. Perkembangan alat sonar pun mulai semakin maju. Alat sonar dipasang pada terpedo yang kemudian menuntun torpedo ke arah kapal musuh sebagai objek tembak. Hasil yang di dapat pun sangat akurat. Kemudian pada tahun 1970an warga sipil mulai menggunakan sistem sonar untuk kegiatan selain militer.



Berikut adalah beberapa cara pemanafatan sitem sonar:


 1. Ultrasonograi/USG yang merupakan alat untuk mengamati bayi dalam kandungan. Alat ini akan memancarkan berkas ultrasonik ke rahim ibu yang sedang hamil, lalu melacak perubahan frekuensi bunyi pantul dari jantung yang berdenyut dan darah yang beredar. Pancaran pendek ultrasonik akan menghasilkan gambar penampang badan manusia. Denyut yang menabrak janin dan tulang belakang akan terpantul. Komputer lalu menyimpan intensitas setiap denyut dan waktu arah gemanya. Berdasarkan data, komputer akan menghitung kedalaman lokasi setiap benda yang menghasilkan gema lalu dijadikan titik cerah pada monitor.
2. Gelombang ultrasonik juga digunakan untuk menentukan kedalaman suatu dasar perairan dengan memancarkan bunyi ke dalam air yang disebut dengan bathymetry. Sinyal listrik pada alat transduser pada kapal akan diubah menjadi gelombang bunyi lalu di pancarkan ke dasar perairan. Menurut garis lurus, gelombang bunyi akan merambat hingga mengenai dasar. Lalu, sebagian gelombang akan memantul kembali sebagai gema (echo). Gema tersebut akan ditangkap oleh alat detektor pada kapal.
Persamaan pengukuran kedalaman suatu perairan adalah:
S = (v.t) :2
Keterangan:
s = kedalaman lautan, v = kecapatan gelombang bunyi, dan t = waktu tiba gelombang bunyi.

3. Gelombang ultrasonik juga digunakan untuk mendeteksi adanya suatu penyakit pada tubuh manusia. Misalnya; kanker, tumor, atau kista pada ovarium.

4. Dalam dunia industri, gelombang ultrasonik dapat membuat berbagai macam bentuk ukuran lubang pada gelas dan baja dengan menggunakan bor.

5. Mengetahui keadaan bagian dalam bumi atau pun mengukur kedalamannya serta menentukan kandungan mineral di bawah lapisannya.

6. Mengetahui suatu area yang memiliki kekayaan biota laut seperti, ikan.

7. Mencari keberadaan benda-benda yang tenggelam seperti, pesawat terbang dan kapal.

8. Mengidentifikasikan jenis lapisan sedimen dasar laut atau subbottom profilers. Dengan menggunakan frekuensi yang lebih rendah dan sinyal impulsif yang bertenaga tinggi yang digunakan untuk penetrasi ke dalam lapisan-lapisan sedimen di bawah dasar laut. Dengan adanya klasifikasi lapisan sedimen dasar laut dapat menunjang dalam menentukan andungan mineral di dasar laut.
9. Pemetaan dasar laut atau Sea Bed Mapping.  Peta dasar laut yang terperinci akan menunjang penginterpretasian struktur geologi bawah dasar laut yang kemudian dapat digunakan untuk mencari mineral di bawah dasar laut.

10. Untuk menentukan jalur pipa dan kabel di bawah dasar laut. Jalur pipa dan kabel merupakan sarana utama atau penunjang yang dapat ditentukan  dengan peta geologi dasar laut. Jalur tersebut harus melalui jalur yang stabil secara geologi, karena sarana tersebut merupakan penunjang dalam eksplorasi dan eksploitasi laut.

11. Membantu menganalisa dampak lingkungan di dasar laut.

Semoga bermanfaat.

Sumber: Wikipedia.com, kasfo.blogspot.co.id,, tahukahkamu.org,, hanyautkkamu.blogspot.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar