Total Tayangan Halaman

Sabtu, 27 Februari 2016

Hubungan Pencemaran dengan Pemanasan Global

Pencemaran sangat berhubungan dengan pemanasan global karena zat pencemar dapat mengakibatkan pemanasan global.

Dalam konteks pembangunan yang berkelanjutan harus memperhatikan aspek kelestarian lingkungan dan kelanggengan sumber daya sehingga kekayaan yang sebagian besar tidak diperbaharui, dan ini bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin bukan hanya untuk saat ini tetapi juga generasi yang akan datang, dalam hal ini lingkungan hidup makin menjadi isu penting yang perlu kita ketahui sehingga tidak mengganggu kelestarian lingkungan.

Salah satu isu penting yang mulai dirasakan yaitu mengenai pemanasan global (Inggris: global warming) yang merupakan suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi sehingga dikhawatirkan akan mengancam kesehatan manusia.

Sejak akhir tahun 1800, temperatur rata-rata permukaan bumi telah meningkat sekitar 0,4 sampai 0,8 ° C. Banyak ahli memperkirakan bahwa temperatur rata-rata akan naik bertambah dari 1,4 s/d 5,8 ° C sampai tahun 2100. Rata-rata peningkatan suhu akan lebih cepat bila dibandingkan dengan waktu lampau. Dalam tahun 2000 yang lalu tidak ada satu  negara pun yang terbebas dari situasi pemanasan global.


Banyak ahli Klimatologi menyimpulkan bahwa sebagian besar penyebab pemanasan global adalah akibat terakumulasinya gas-gas rumah kaca dalam jumlah yang berlebihan, seperti dipergunakannya bahan bakar fosil .

Pokok permasalahan yang menyangkut pemanasan global adalah banyaknya zat-zat pencemar baik yang berasal dari industri maupun domestik, yang berpotensial sebagai Gas Rumah Kaca (GRK), gas-gas inilah yang bergesekan/bereaksi dengan lapisan ozon yang menyebabkan ozon rusak. Padahal lapisan ozon inilah yang berfungsi menyerap sinar ultra violet yang berlebihan, sehingga dapat mencegah makhluk hidup di bumi terkena kanker kulit dan mencegah rusaknya tanaman dan biota di perairan.

Menurut para ahli penipisan ini karena pemakaian berlebihan dari Chloro Floro Carbon (CFC) yang banyak dipergunakan sebagai pendingan pada Air Conditioning (AC), refrigerator, sebagai bahan pengembang pada pembuatan karet, sebagai isolator pada plastik busa, bahan pembersih pada industri elektronik, dan sebagainya. Senyawa ini banyak dipergunakan dalam berbagai industri karena kestabilan sifatnya. Penyelidikan membuktikan CFC menyumbang 15–20% terjadinya pemanasan global yang berakibat naiknya suhu bumi sehingga bisa mengakibatkan mencairnya es yang ada di kutub menyebabkan naiknya permukaan air laut dan ini dikhawatirkan beberapa kota bahkan negara yang rendah atau dekat dengan pantai kemungkinan akan tenggelam. 

AKTIVITAS MANUSIA YANG MENGHASILKAN ZAT PENCEMAR

1. Penggunaan Pupuk Kimia
    Ditengah tuntutan untuk meningkatkan kauntitas dan kualitas produksi pangan, pertanian sebagai basis persediaan pangan dengan usaha intensifikasinya ternyata membawa dampak terhadap penipisan lapisan ozon yaitu dengan menggunakan bahan-bahan kimia baik sebagai pembasmi hama (insektisida) maupun sebagai pupuk (fertilizer) yang pada akhirnya akan menyumbang zat pencemar sebagai salah satu gas rumah kaca.

2. Penebangan Hutan/Perladangan Berpindah
   Penebangan hutan atau perladangan berpindah dengan membakar hutan, dituduh ikut menyumbang gas-gas pencemaran Karbon Dioksida (C02) dan hutan itu sendiri berfungsi secara alamiah untuk menyerap Karbon Monoksida (CO). Untuk negara maju hutan lebih berfungsi sebagai unsur konversasi, sedangkan untuk negara sedang berkembang hutan merupakan sumber pendapatan, sebaiknya pengolahan hutan tersebut harus dengan pengaturan yang tidak menimbulkan pemanasan suhu udara karena hutan merupakan paru-paru dunia.
   Untuk peladang berpindah seharusnya disediakan suatu lokasi yang permanen yang dapat memenuhi semua kebutuhan hidup sehari-hari, disamping aspek pengawasan terhadap penebangan liar perlu diperketat sehingga mempersulit ruang gerak peladang tersebut.

3. Gas-gas Rumah Kaca

 a. Senyawa Karbon (Karbondioksida/CO2)
           Karbondioksida adalah gas rumah kaca yang paling besar berkontribusi terhadap pemanasanglobal . Konsentrasi alaminya kecil hanya sekitar 0.03 persen di atmosfer dan ini secara alamiah bisa diserap oleh tanaman bantuan sinar matahari diuraikan untuk membentuk jaringan tanaman yang dikenal dengan proses fotosintesis..
     Bila tanaman atau hewan mati, kandungan karbon terlepas dalam bentuk karbondioksida, demikian pula membakar kayu atau bahan bakar fosil juga melepaskan karbondioksida. Tanah secara alami juga mengandung karbon sampai 50% dari berat keringnya bisa berupa bahan organik yangmembusuk sebagian. Jika tanah ini dibalik oleh pacul maka sejumlah karbondioksida terlepas ke atmosfer dalam bentuk karbondioksida.
             Makin banyaknya pemakaian kenderaan bermotor menyebabkan pemakaian bahan bakar fosil juga bertambah hal ini bisa menyebabkan bertambahnya kadar karbon di atmosfer bumi dan ini akan membentuk semacam perisai, kemudian panas yang seharusnya keluar dari atmosfer dipantulkan kembali ke bumi yang menyebabkan suhu bumi mengalami kenaikan.

         Hutan secara alamiah menyerap kadar karbon yang dilepas, tetapi apabila terjadi kerusakan hutan dan penimbunan kadar karbon makin meningkat karena kegiatan manusia menyebabkan gas ini makin menumpuk.


b. Senyawa Methan (CH4)
   Konsentrasi methan di atmosfer saat ini berkisar 1.7 ppm, jumlah ini hampir 2.5 lebih tinggi dari 300 tahun lalu, methan diperkiraan mempunyai masa hidup 10 tahun dalam atmosfer.
   Methan dihasilkan ketika jenis-jenis bakteri tertentu menguraikan bahan organik pada kondisi tanpa udara. Gas ini mudah terbakar dan menghasilkan karbondioksida sebagai hasil sampingannya.
    Methan buatan manusia terutama dari industri, pertanian dan pembakaran biomassa, kurang lebih sepertiga bersal dari pengeborantransmisi, penimbunan limbah dan penambangan batubara. Methan adalah komponen utama gas alam .


c. Senyawa Nitrogen (NO2)
    Masa hidup dari NO2 sangat panjang yaitu sekitar 150 tahun di atmosfer. Oleh karena itu peningkatan emisi-emisi kecil dapat meningkatkan konsentrasi. Pemakaian bahan bakar fosil, pemakaian pupuk nitrogen menyumbang terjadinya pencemaran udara, pada akhirnya terjadi penumpukan emisi ini di atmosfer .


d. Chloro Floro Carbon (CFC)
       Pemakaian CFC secara berlebihan dan berkelanjutan dalam berbagai penggunaannya seperti bahan pendingin pada A , dry clean, pada industri elektronik makin menambah kadar pencemaran udara yang pada akhirnya menimbun di lapisan atmosfer bumi.
      Pada Protokol Montreal 1987 yang dihadiri oleh 50 negara dan Vienna Convention 1988 yang menetapkan pengurangan bertahap produksi CFCberdasarkan produksi 1986, yaitu sebesar 20 % tahun 1993 dan meningkat menjadi 50 persen tahun 1998, menurut protokol Montreal pembatasan dikenakan pada beberapa mesin pendingin yang menggunakan CFC 11, 12, 113, 114 dan CFC 115. Diantara semua CFC tersebut CFC 11 yangmempunyai daya rusak terbesar karena persentase khlorinenya terbesar. Penyelidikan bahkan membuktikan CFC juga menyumbang 15 % terjadinya efek rumah kaca yang berakibat kenaikan suhu bumi atmosfer.
       Bahaya penggunaan CFC bagi lingkungan baru diketahui tahun 1974 dengan hipotesa penipisan lapisan ozon, CFC di lapisan stratosfer akan melepaskan khlorine karena terkena sinar matahari. Khlorine selanjutnya bereaksi dengan ozon membentuk khlorine monoksida (CLO) dan oksigen, namun CLO akan terurai lagi melepaskan klhorine, selanjutnya proses penguraian ozon ini terjadi berulang sampai lebih 10.000 kali.
    Menurut penelitian, sejak diproduksi CFC telah terjadi peningkatan emisi CFC ke atmosfer dari 100 ton pada tahun 1931 menjadi 650 ton tahun 1985, yaitudengan laju kenaikan lima persen setahun.Untuk pendingin AC, alternatif pengganti CFC 12 adalah HFC 134a (Hidro-khloro-floro-carbon) dan CFC 11 dengan HCFC-123. Saat ini kedua senyawa tersebut dalam taraf pengujian terhadap daya racun dan kehandalannya dari segi keamanan dan teknis. HCFC merupakan golongan faktor penipisan ozon (ODF) yang relatif lebih rendah dibanding dengan CFC berkisar antara CFC 11 dan 12 memiliki ODF 1. HCFC mempunyai ODF rendah karena satu atom klorin diganti dengan atau hidrogen, sehingga total berat relatif khlor berkurang. HCFC bersifat tidak stabil sehingga sebelum sampai ke lapisan ozon telah terurai lebih dahulu.


Dampak Kerusakan Lapizan Ozon dan Efek Rumah Kaca

           Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan.

            Apabila ozon rusak , sinar ultra violet yang masuk ke bumi tidak disaring akan turun ke bumi dan dapat merusak kulit manusia. Penipisan ini juga menyebabkan peningkatan infeksi akibat menurunnya kekebalan tubuh, penyakit katarak pada mata dan masalah kerusakan lingkungan, mulai dari putusnya rantai makanan pada ekosistim akuatik di laut sampai menurunnya produktivitas tanaman. Selain mengakibatkan penyakit tersebut di atas juga mengakibatkan suhu bumi menjadi naik, dan terjadi pemanasan global.
         Perubahan iklim akan terjadi secara mendadak yang sering tidak dapat dimonitor sebelumnya, akibat yang mendadak ini justru mengakibatkan tingkat fisologis kita tidak dapat melakukan adaptasi, vegetasi tundra akan hilang, hutan akan berkurang serta padang rumput dan gurun akan bertambah luas. Laju penguapan air akan terus meningkat oleh karena itu lengas tanah akan turun. Evaporasi terus meningkat sehingga air tanah makin lama makin kering.
           Menurut teori setiap kenaikan 30C pada permukaan bumi mengakibatkan tumbuh-tumbuhan dan hewan harus beremigrasi ke daerah lain, yaitu bergeser 250km ke arah kutub yang lebih dingin atau naik 500 m ke arah puncak gunung untuk mendapatkan suhu yang sama dengan sebelumnya. Tidak setiap hewan atau tumbuhan mempunyai kemampuan emigrasi seperti ini, berarti ada sejumlah species yang musnah.

Langkah-langah Penanggulangan Pemanasan Global

Langkah-langkah agar efek rumah kaca tidak bertambah luas, karena efek kumulatif yang ada di atmosfer, baru bisa lenyap setelah 40–50 tahun, laju kenaikan kadar CFC pertahunnya antara 5 –10%. Untuk hal tersebut langkah yang perlu diambil :

1. Menghentikan Emisi Gas Rumah Kaca
   Untuk melarang CFC sama sekali penggunaan bahan ini sebagai propelen pendingin maupun industri plastik, yang pelaksanaan politisnya di bawah pemantauan kimia dunia. Hal ini mendorong pabrik pembuat mesin pendinginberlomba menemukan bahan pengganti, yaitu memakai jenis CFC yang tidak terkena pembatasan. Untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil karena laju kenaikan kadarnya pertahun cukup tinggi.
2. Mulai dipikirkan dan ditetapkan sumber energi pengganti bahan bakar fosil.
3. Mengurangi emisi methan dengan mencegah timbulnya kebakaran di musim kemarau, pengelolaan TPA maupun pembenahan rawa-rawa.

Kesimpulan
1.Penggunaan bahan kimia yang berlebihan bisa menyebabkan pencemaran lingkungan pada akhirnya akan menumpuk di atmosfer sebagai perisai yang bisa memantulkan panas yang akan keluar atmosfer ke bumi kembali .
2.Gas-gas rumah kaca seperti CO2, NO2, CFC, Methan, bisa menyebabkan terjadinya pemanasan global yang mengakibatkan kenaikan suhu bumi, sehingga es di kutub bisa mencair akibatnya air permukaan laut makin tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar