Total Tayangan Halaman

Kamis, 31 Maret 2016

Segitiga Masalembo, Perairan di Indonesia yang Semisterius Segitiga Bermuda

Apakah anda merasa tidak asing dengan istilah segitiga bermuda? 


Segitiga bermuda merupakan wilayah perairan yang terbentang di Samudra  Atlantik dari Bermuda, wilayah teritorial Britania Raya sebagai titik di sebelah utara, Puerto Rico, teritorial Amerika Serikat sebagai titik di sebelah selatan dan Miami, negara bagian Florida, Amerika Serikat sebagai titik di sebelah barat yang memiliki luas sekitar 4 juta km dan membentuk garis segitiga.

Telah banyak diberitakan segerombolan kapal maupun pesawat yang mengalami kecelakaan dan menghilang secara misterius di area ini. Keberadaannya pun tidak lagi bisa dideteksi dengan radar. Awal mulanya pada masa Christopher Colombus, ketika melewati area ini, salah satu awak kapalnya mengatakan bahwa ia melihat cahaya aneh yang berkemilau di cakrawala. Dalam catatannya pun ia menulis bahwa peralatan navigasi tidak berfungsi dengan baik selama berada di area tersebut. Maka banyaklah orang yang mengira segitiga bermuda adalah lembah kematian, sarang jin, pangkalan ufo dan lain sebagainya. Sudah banyak pula peneliti yang mencoba menguak misteri segitiga bermuda ini namun selalu gagal. 


Disadur dari situs National Geography. Teori terakhir baru-baru ini dikemukakan oleh para ilmuwan Arctic University of Norway. Mereka menyatakan bahwa kemungkinan adanya ledakan metana bawah laut. Metana tersebut bisa terbentuk dari akumulasi minyak dan gas yang bocor dari perut bumi, serta dekomposisi dari material organik. Karena tekanan laut yang besar, metana tersebut kemudian berubah menjadi kristal yang disebut hydrate. Kristal itu bisa tiba-tiba pecah dan gas pun meledak keluar dengan hebat. Pelepasan gas secara tiba-tiba dalam skala besar itu, yang disebut para pegawai kilang minyak 'burps of death' yang artinya 'sendawa kematian'. Hal ini bisa membuat air laut berubah menjadi busa dan menenggelamkan kapal yang melewatinya. Selain itu, metana yang lepas ke angkasa bisa menyebabkan turbulensi udara sehingga mengganggu pesawat terbang. Namun, mereka belum sepenuhnya menganggap ledakan tersebut bisa menjatuhkan dan merontokkan pesawat.

Di atas merupakan sedikit kisah tentang segitiga bermuda yang masih menjadi misteri dunia dan belum terpecahkan seutuhnya hingga sekarang. Lalu, apakah hal tersebut hanya terjadi di segitiga bermuda? Apakah tidak ada perairan lain di bumi ini yang sama misteriusnya dengan segitiga bermuda? Ternyata di Indonesia juga ada! Namanya perairan Masalembo.

Perairan Masalembo juga berbentuk segitiga setelah ditarik garis lurus dari Pulau Bawean, Kota Majene, dan Kepulauan Tengah. Disana sering terjadi arus laut dan angin yang mengalir akibat adanya perbedaan tekanan dalam siklus harian ataupun tahunan (monsoon) lalu keduanya bertemu menjadi satu mirip layaknya tornado, badai, hurricane ataupun typhoon namun dalam putaran yang lambat tapi tiba-tiba berpindah arah.


Kisah mistis Segitiga Masalembo mulai dikenal sejak terjadi kecelakaan kapal KM Tampomas II pada Januari 1981. Kapal tersebut terbakar lalu tenggelam.  Setelah diterjang badai laut yang hebat pada tanggal 25, beberapa bagian mesin mengalami kebocoran bahan bakar, api pun menjalar disusul ledakan-ledakan. Beberapa penumpang nekat menyelamatkan diri dengan terjun bebas ke laut karena para ABK dan Mualim Kapal tidak mau membagi sekoci mereka. Keesokan harinya, Laut Jawa dilanda hujan yang sangat deras. Api yang semakin membesar, mulai menjalar ke ruang mesin yang  tak terisolasi.  Akibatnya, terjadi ledakan di ruang mesin dan membuatnya penuh oleh air laut. Ruang Propeller dan Ruang Generator turut pula terisi air laut, kapal pun menjadi miring 45 derajat. Puncaknya, pukul 13.45 WITA  tanggal 27 Januari 1981 atau 30 jam setelah percikan api pertama, KMP Tampomas II tenggelam ke dasar Laut Jawa bersama beberapa penumpang yang menjadi korban. Hari itu menjadi sejarah hitam maritim Indonesia.


Sejak peristiwa itu, Segita Masalembo menjadi terkenal karena terus memakan korban hingga sekarang dan semakin menambah kemisteriusannya. Contohnya: KM Senipati Nusantara yang hilang kontak dan dinyatakan tenggelam karena cuaca buruk di sekitar Kepulauan Masalembo pada akhir Desember tahun 2006, jumlah penumpangnya 628 orang, 131 orang tewas, 128 korabn selamat, dan sisanya dinyatakan hilang. Disusul kemudian salah satu kecelakaan yang cukup menghebohkan dan terjadi di Segitiga Masalembo yaitu, pesawat Adam Air jurusan Surabaya-Manado yang membawa 102 penumpang dinyatakan hilang di atas perairan Majene. Lalu, musibah KM Mutiara Indah pada pertengahan Juli 2007. Kapal ini tenggelam di perairan pantai Tanjung Rangas. KM Fajar Mas yang juga dinyatak hilang dan tenggelam di perairan pantai Tanjung Rangas berselang beberapa hari setelah tenggelamnya kapal KM Mutiara Indah. Kemudian pada 11 Januari 2009, KM Teratai Prima dinyatakan karam di perairan tersebut dengan 36 orang selamat dan 231 orang hilang.


Mengapa musibah tersebut terjadi di bulan-bulan yang sama? Karena memang bulan-bulan tersebutlah yang merupakan bulan-bulan puncak peralihan musim di seluruh wilayah Indonesia dengan kepulauan yang berada di katulistiwa. Namun, mengapa musibah tersebut terjadi di tempat yang sama? Apakah hanya kebetulan atau ada faktor tertentu?

Secara umum Pulau Masalembo adalah sebuah pulau kecil di ujung Paparan Sunda. Pulau-pulau kecil ini berada di daerah pertigaan laut yaitu Laut Jawa yang horisontal dari barat ke timur dan Selat Makassar yang memotong secara vertikal utara ke selatan. Pola kedalaman laut di Segitiga Masalembo ini pun sangat jelas menunjukkan bentuk yang nyaris sempurna berupa segitiga sama sisi. Pada peta kedalaman laut atau peta bathymetri dapat dilihat adanya bentuk kepulauan yang berbentuk segitiga.

Apa sajakah yang terdapat di Segitiga Masalembo?

Pertemuan ARLINDO (Arus Laut Indonesia)


Perhatikanlah peta tersebut di atas !

Garis  hijau menunjukkan air laut yang mengalir dari barat memanjang di Laut Jawa, berupa monsoonal stream atau arus musiman. Arus ini sangat dipengaruhi oleh cuaca dan musim. Sedangkan dari Selat Makassar ada arus lain dari utara yang merupakan thermoklin, atau aliran air laut akibat perbedaan suhu lautan. Kedua arus ini bertemu di sekitar Segitiga Masalembo. Meskipun gerakannya tidak kencang, namun arus ini sangat mempengaruhi pelayaran laut di wilayah ini. Tentunya arus musiman ini sangat dipengaruhi oleh suhu air laut akibat pemanasan matahari. Perlu diketahui bahwa lintasan matahari bergerak bergeser ke utara-selatan-utara dengan adanya siklus tahunan. Oleh karena itu, pada sekitar bulan Januari merupakan saat perubahan arus musiman (monsoon).

Kalau begitu, apa yang menarik dari arus laut Indonesia ini?

Arus ini membawa air laut dingin dari Samudra Pasifik ke Samudra Indonesia dengan debit yang mencapai 15 juta meterkubik per detik dan hampir seluruhnya melalui Selat Makassar. Pastinya aliran air sebesar ini bukan hanya aliran air saja. Banyak aspek lain yang ikut mengalir dengan aliran air sebanyak itu, misalnya akan terdapat pula aliran ikan-ikan laut, aliran sedimen laut dan juga aliran temperatur air.

Apa sajakah hubungan efek aliran air ini dengan proses kelautan sendiri?


Pada profil dasar selat Makassar di bawah terlihat batuan Kalimantan dan batuan Sulawesi berbeda, hal ini disebabkan adanya perbedaan mencolok antara Indonesia barat dengan Indonesia Timur. Kalimantan merupakan bagian dari Paparan Sunda atau Indonesia Barat sedang Sulawesi merupakan bagian dari Indonesia Timur, garis yang membaginya disebut Garis Wallace.  Garis Wallace ini sebenarnya ada juga implikasi atau menifestasi dari aspek geologis batuan penyusunnya. Dari batuannya kita bisa mengetahui di bawah Selat Makassar ini terdapat tempat yang sangat kompleks geologinya. Dan di atas selat Makassar juga memiliki karakter khusus di dunia yang mengalirkan air yang sangat besar.

Tantunya ada aspek meteorologis yang memisahkan antara daerah di atas air dengan daerah di atas daratan, yaitu awan. Awan adalah fenomena kusus yang plaing banyak dijumpai di atas daratan. Angin juga akan berhembus karena perbedaan tekanan udara panas. Pada malam hari bertiup angin darat, sedangkan pada siang hari bertiup angin laut. Perubahan angin darat dan laut akibat suhu ini berubah dalam siklus harian, namun tentunya ada juga siklus tahunnya yaitu, siklus Monsoon. Pada akhirnya keduanya bertemu menjadi satu. Kemudian membentuk tornado, badai, hurricane, maupun typhoon.

Adakah peta magnetik daerah Segitiga Malaembo, jika Segitiga Bermuda sendiri sering dikatkan dengan kondisi megnetisme?
  
Tiga peta tersebut menunjukkan intensitas megnetik total, peta deklinasi , dan perubahan deklinasi tahunan. Jika dilihat, tidak ada sesutau yang mencolok baik di Segitiga Bermuda maupun di Segitiga Masalembo. Sejak dulu memanglah sering ada yang menyatakan terdapat keanehan kompas magnetik apabila melalui daerah yang dikatakan angker ini. Namun, secara fisik tidak terlihat anomali itu. Hanya terlihat bahwa Indonesia umumnya merupakan daerah dengan deklinasi dan iklinasi yang sangat kecil. Juga merupakan daerah yang mempunyai total intensitas magnetik rendah.
Kalau dibandingkan dengan Segitiga Bermuda, lokasi Segitiga Masalembo sama sekali tidak menunjukkan keanehannya. Mungkin keangkeran segitiga Masalembo ini lebih ditentukan oleh faktor gangguan alamiah yang bukan mistis. Yang sangat dominan paling-paling adalah faktor meteorologis termasuk di dalamnya faktor cuaca, angin, hujan, awan, kelembapan air dan suhu udara yang merupakan manifestasi dari konfigurasi batuan serta kondisi geologi, oceaografi serta geografi yang sangat unik. Pun jika Segitiga Masalembo ini banyak menimbulkan masalah transportasi laut dan udara, pastinya perlu rambu-rambu lalu lintas yang lebih canggih dan ditempatkan pada lokasi tersebut.
Diolah dari berbagai sumber.
Semoga bermanfaat :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar